apa yang anda rasakan saat ini ?

Selasa, 12 Oktober 2010

Hritik Roshan

Hrithik Roshan

Born on January 10, 1974 to then film star Rakesh Roshan (now producer/director) and wife Pinky, Hrithik (aka Duggu) grew up in the world of cinema, not truly understanding the hardships that one must endure to achieve success in the industry.


As a child, Hrithik's idol was none other than Papa Roshan, and he knew even then that one-day, he'd follow in dad's footsteps and pursue a career in acting as well. Being the grandchild of Producer J. Om Prakash, Duggu debuted in films as a child when he played a role in his Nana-ji's movie Bhagwan Dada. Later, he also danced for a song sequence in his grandfather's Aasha (starring Jeetendra).

Kampung arab ~

Inilah Kampung Arab di Surabaya, Jawa Timur. Kampung ini terletak di dua kecamatan. Yakni Kecamatan Semampir dan Tandes. Letaknya sekitar sepuluh kilometer dari pusat kota Surabaya.

Jika menggunakan kendaraan bermotor, kampung ini dapat ditempuh dalam waktu sekitar satu jam dari Surabaya. Sesuai namanya, di kampung ini tinggal komunitas keturunan Arab atau Timur Tengah, berbaur dengan penduduk asli dan warga pendatang lainnya.

Sekitar 40 persen warga kampung ini merupakan keturunan Arab. Karena itu, orang dengan perawakan khas Timur Tengah, banyak terdapat disini.

Tempat tinggal warga keturunan Arab dapat dengan mudah dikenali. Rumah mereka memiliki ciri khas, dengan dua pintu dan dua pilar penyangga, serta teras di depan rumah.

Satu pintu kecil diperuntukkan bagi pemilik rumah dan anggota keluarganya. Sedangkan pintu besar berupa gerbang merupakan pintu untuk tamu.

Di bagian depan rumah terdapat kamar mandi yang khusus diperuntukan bagi tamu. Tuan rumah tidak boleh memakai kamar mandi ini. Mata pencarian mereka umumnya sebagai pedagang.

Mereka berjualan aneka macam barang, mulai dari pakaian, minyak wangi, peralatan ibadah, hingga buah kurma.Keberadaan warga keturunan Arab di tempat ini tidak terlepas dari sejarah Sunan Ampel, yang merupakan keturunan Arab.

Sunan Ampel datang ke daerah ini dari Campa pada masa awal keruntuhan Kerajaan Majapahit, sekitar tahun 1400 masehi, bersama saudagar Arab.

Keluarga Hasyim ini masih memiliki keterkaitan dengan Sunan Ampel. Hingga kini dia masih tetap teguh mempertahankan budaya leluhurnya.

Anggota keluarga wanita tidak diperbolehkan memperlihatkan diri di muka umum. Termasuk disorot kamera. Kawasan Ampel ini dapat dikatakan sebagai cikal bakal keberadaan keturunan Arab di Indonesia.

Karena orang Arab pertama kali datang ke Indonesia ke wilayah ini, bersama Sunan Ampel. Keluarga keturunan Arab lainnya yang tinggal di kampung ini adalah keluarga Habib Muhammad. Keluarga ini lebih terbuka.

Habib mewarisi rumah ini secara turun temurun. Di tempat ini dia tinggal bersama istri beserta anak dan cucunya. Sehari-hari dia bekerja sebagai guru serta menjual madu dan kopi arab.

Keluarga Habib Muhammad merupakan pemeluk Islam yang taat. Hampir setiap hari, kegiatan keluarga ini selalu diisi dengan membaca Al Quran, dan sholat berjamaah.

Dalam hal selera makan, keluarga Habib ini juga tidak meninggalkan tradisi leluhurnya, yakni nasi kebuli.

Nasi yang terbuat dari beras yang dicampur rempah-rempah dan daging kambing ini menjadi makanan spesial keluarga ini. Nasi kebuli biasanya dihidangkan pada acara makan bersama yang dilakukan di tempat khusus semacam balai.

Dalam hal mencari jodoh, seperti halnya warga keturunan Arab lainnya, Habib masih memegang teguh tradisi keluarganya secara turun temurun.

Hanya anak laki-laki yang boleh menikah dengan bangsa lain, sedangkan anak perempuan hanya boleh menikah dengan lelaki sesama keturunan Arab.

Zaman boleh berganti, namun tradisi warisan leluhur harus tetap ditegakkan. Itulah prinsip yang dipegang warga Kampung Arab ini. Mereka akan tetap menjaga tradisi tersebut hingga akhir zaman. (Suprie)

Belly Dance =)

Tari perut atau belly dance yang populer sejak abad ke-18 belakangan kembali diminati. Perempuan usia belasan tahun hingga separo abad tampak menikmati tarian asal Timur Tengah .
Belly dance awalnya memang dikenal sebagai tarian. Namun, belakangan itu dikembangkan di berbagai pusat kebugaran. Sebab, tarian tersebut juga bermanfaat untuk membentuk tubuh, terutama bagian perut dan pinggang. ''Gerakannya sederhana. Tapi, membutuhkan kerja otot-otot di bagian perut," kata Thomas Susilohadi, instruktur yang sudah tiga tahun terakhir menekuni belly dance.

Meski terkesan seksi, lanjut Thomas, belly dance berbeda dengan tari erotis. Sebab, belly dance tidak banyak menggerakkan bagian tubuh yang lain. Dia lantas menunjukkan beberapa gerakan dasar belly dance. "Lihat, yang bergerak bagian perut. Dada ke atas tidak ikut goyang," katanya. Karena itu, ketika belly dance dipertontonkan, perhatian utama hanya bagian perut, bukan yang lain.


Hal itu dipertegas dengan kostum yang mempertontonkan bagian perut. Masalah kostum tersebut membuat banyak perempuan enggan belajar karena malu. "Padahal, ini bukan untuk aksi vulgar gimana, tapi untuk tahu benar atau salahnya gerakan," ujar Thomas. Indikator lain adalah bunyi gemerincing sabuk berhias susunan keping logam yang terpasang di bagian pinggul.
  

MOHABBATEIN


Film yang diproduksi oleh produser terkenal Yash Chopra dan disutradarai oleh Aditya Chopra di tahun 2000 ini mengisahkan tentang pergulatan antara cinta dan benci. Dibintangi oleh Shahrukh Khan sebagai Raj Aryan, seorang dosen musik yang dihormati dan dicintai di sebuah perguruan tinggi terkemuka, Gurukul pimpinan Narayan Shankar yang diperankan aktor legendaris, Amitabh Bachchan. 
Narayan Shankar itu memiliki sifat keras dan tidak percaya adanya cinta atau kesenangan dalam hidup. Sehingga tidak heran apabila Narayan menjalankan kampusnya dengan otokratis yang berdasarkan tiga pilar yakni tradisi, kehormatan dan disiplin. Bahkan setiap tahun ia memberikan petuah kepada para mahasiswa baru bahwa dunia luar langsung tertutup bagi mereka selama berada di kampus tersebut dan segala perbuatan yang melanggar peraturan tidak akan ditoleransi.
Sedangkan Raj Aryan sebagai pengajar di perguruan tersebut justru menganjurkan para mahasiswa agar melalui kehidupan di kampus dengan bermain dan bersenang-senang, walau tetap belajar dengan sebaik-baiknya. Raj percaya bahwa dengan kesenangan dan permainan, mahasiswa dapat memahami arti kehidupan. Ketegangan antara Narayan dengan Raj lantaran perbedaan pandangan akhirnya menjadi konflik terbuka yang melibatkan tiga mahasiswa baru, Vicky (Uday Chopra), Sameer (Jugal Hansraj), dan Karan (Jimmy Shergill) yang berasal dari latar belakang berbeda. 

3 IDIOT

Baru-baru ini, saya menonton sebuah film Bollywood yang tak seperti biasa, berjudul 3 Idiots [1]. Film-film India yang sebelumnya saya ‘remehkan’ karena ceritanya ‘itu-itu aja’ dan pasti banyak nyanyi-goyang ternyata bisa saja tampil beda. Film yang disutradarai oleh Rajkumar Hirani ini menceritakan tiga orang sahabat bernama Rancchoddas “Rancho” Shyamaldas Chanchad (Aamir Khan), Raju Rastogi (Sharman Joshi), dan Farhan Qureshi (R. Madhavan), sebagai mahasiswa di Imperial College of Engineering (ICE). Di dunia nyata kita mengenal India terkenal dengan IIT yang lulusannya 25% bekerja di Amerika, terutama di perusahaan IT ternama di dunia dan sisanya tersebar di belahan dunia lain, termasuk di India sendiri [2, 3] .

Sinopsis

Film itu berkisah tentang bagaimana tingkah polah tiga mahasiswa itu melawan “pakem” aturan di ICE yang membebani mahasiswa dengan target dan orientasi lulus-kerja-sukses tanpa memperhatikan sisi psikologis dan kecerdasan emosional mahasiswa. Karena tingkah mereka yang di luar standar dan cenderung bandel itulah, semua teman mereka, termasuk Rektor Viru Sahastrabudhhe (Boman Irani) menjuluki tiga anak ini sebagai “anak-anak idiot”. Di kampus itu, persaingan adalah hal yang utama dan wajar. Profesor Viru mencontohkannya dengan sebuah cerita tentang burung Cuckoo yang meletakkan telurnya di sarang burung lain. Saat telur itu menetas, burung Cuckoo akan mendepak telur lain dan merebut sarang burung itu. Prinsip “kompetisi dan bersaing” ditanamkan sedemikian rupa sehingga mahasiswa hanya mengejar nilai dan gelar, tanpa pernah mengerti dan memahami makna “education” yang sesungguhnya.

Kisah orang-orang bodoh, cacat dan yang berkali-kali gagal dan akhirnya sukses 1. Adam Khoo ( lihat foto )
Dia orang Singapura. Waktu kecil, ia adalah penggemar berat games dan TV. Sehari, ia bisa berjam-jam di depan TV. Baik main PS atau nonton TV.
Adam Khoo pun dikenal sebagai anak bodoh. Ketika kelas empat SD, Ia dikeluarkan dari sekolah. Ia pun masuk ke SD terburuk di Singapura. Ketika akan masuk SMP, ia ditolak oleh enam SMP terbaik di sana. Akhirnya, ia bisa masuk ke SMP terburuk di Singapura. Begitu terpuruknya prestasi akademisnya, tapi lama kelamaan membaik justru karena cemoohan teman-temannya, hingga akhirnya memperoleh kesuksesan di dunia bisnis.
Prestasi Adam di dunia bisnis ditandai pada saat Adam berusia 26 tahun. Ia telah memiliki empat bisnis dengan total nilai omset per tahun US$ 20 juta.
Kisah bisnis Adam dimulai ketika ia berusia 15 tahun. Ia berbisnis music box. Bisnis berikutnya adalah bisnis training dan seminar. Pada usia 22 tahun, Adam Khoo adalah trainer tingkat nasional di Singapura. Klien-kliennya adalah para manager dan top manager perusahaan-perusahaan di Singapura. Bayarannya mencapai US$ 10.000 per jam.
2. Albert Enstein
Siapa yang belum tahu Albert Einstein? Dialah Ilmuwan terkenal abad 20 yang terkenal dengan teori relativitasnya. Dia juga salah satu peraih Nobel. Siapa sangka dia adalah seorang anak yang terlambat berbicara dan juga mengidap Autisme. Waktu kecil dia juga suka lalai dengan pelajaran.

Cerita tentang IBU


Ibu sayalah yang pernah merubah saya untuk lebih melakukan hal-hal yang berguna bagi diri sendiri dan lingkungan. Kejadiannya dulu waktu saya masih smp, dan sedang bandel bandelnya, maklum lingkungan saya lingkungan preman soalnya. Ada salah satu tindakan saya yang sangat membuat ibu kecewa. Dan saking kecewanya ibu sampai memukuli saya sambil menangis sangat pedih. Entah pedih karena tindakan saya atau malah pedih karena terpaksa memukul anaknya yang saya yakin sangat di cintainya. Dan tangis ibu itulah yang merubah saya, bukan pukulan ibu. Dan sejak detik itu saya berjanji untuk tidak akan pernah membuat ibu menangis lagi. Syukur syukur bisa membuat ibu tersenyum bahagia dengan segala tingkah laku saya dalam hidup ini.